Kamis, 12 Juni 2008

Banjir Iklan, siapa yang paling dirugikan ???

Ketika saya melewati satu jalan di daerah Serpong tepatnya di Jl. Serpong Raya, seperti biasanya selain kepadatan dan macet yang sudah menjadi bagian keseharian disepanjang jalan ini ternyata saya baru tersadarkan dengan pemandangan yang saat itu secara tiba-tiba mengambil perhatian saya.

Saya baru sadar melihat betapa banyak dan ‘semerawut’ nya papan iklan (billboard) di kanan kiri jalan. Pertama yang terkesan dalam pikiran saya adalah tentunya hal ini akan menimbulkan pemandangan yang sangat tidak indah dipandang mata. Tetapi hal lainnya yang terpikirkan lagi dalah apakah dengan banyaknya papan iklan yang semrawut seperti ini efektifitas dari tujuan promosi dapat tercapai???

Sejauh mana para target konsumen yang diharapkan dapat lebih dekat mengenal produk dan mendapatkan update promosi para “peng-iklan” di jalanan ini, dapatkan mereka merekam dan mengingat setiap pesan yang te-baca/terlihat???

Sehari (hari ini) setelah saya kembali mencoba mengingat dan me re-call kembali mengenai apa saja yang saya lihat dijalan tersebut hampir sama sekali tidak ada satupun yang dapat ter-rekam dengan baik kecuali satu yang saya ingat adalah iklan terbanyak adalah iklan mengenai property (yang pesannya sama sekali tidak ter-record sama sekali)

Terbersit dalam pikiran saya, apakah strategi marketing (promosi) melalui media Above The Line (ATL) seperti ini atau media lainnya yang saat ini sudah sangat padat dengan pesan masih effective bagi para pemasar? Kita lihat saja bagaimana banyaknya iklan yang tersajikan dalam harian nasional kompas setiap harinya dan berpa banyak pesan/iklan tersebut yang bisa ter-rekam dan dapat kita re-call kembali. Tentunya demikian juga halnya dengan media lainnya seperti TV (kecuali mungkin bagi anak-anak usia balita yang mampu dengan mudah mengingat dan mengulang kembali setiap iklan yang mereka lihat dari tayanagan tv)

Masih effective kan strategi ini?.

Dengan perkembangan dunia komunikasi tentunya akan memperburuk situasi ini dimana semakin banyak channel komunikasi yang bisa digunakan untuk mendeliver sebuah pesan/promo bukan hanya melalui media konvensional seperti Koran dan lainnya tetapi juga melalui berbagai media mobile/online baik melalui SMS, Bluetooth yang tentunya akan memperparah kondisi “crowd” serangan inklan kepara konsumen.

Terus adakah alternative lainnya yang lebih effective ?

Mungkin kita harus kembali ke nature para konsumen kita dimana mereka adalah para individu yang yang masing-masing unik dan sekaligus mahluk sosial, yang mungkin perlu pendekatan secara unik dan humanis. Mungkinkah sudah saat nya kita beralih kepada konsep pemasaran yang lebih condong kepada komunitas dengan menjangkau mereka melalui suatu forum/komunitas, dengan pendekatan yang lebih unik, segmented dan memberikan pengalaman khusus bagi mereka ketika bertemu dengan produk /jasa yang ditawarkan.

Atau adakah alternative lainnya dimana pesan yang akan kita sampaikan dapat berhasil ter-record dan selalu dapat di re-call kembali ketika suatu saat mereka membutuhkan atau me – refrensikan ke orang lain yang membutuhkan.....

Adakah....

Tidak ada komentar: